Kamis, 08 Oktober 2009

Tanggal 8 Oktober 2009

  Setelah beberapa bulan berjuang, akhirnya Tuhan menjawab doa-doa kami. Memang bukan seperti yang kami mau tapi inilah jawaban yang terbaik untuk kami sekeluarga.

Saudara sepupuku, Oktorinawati telah pergi menghadap Allah Hari Rabu,8 Oktober 2009 setelah bertahan melawan penyakit Lupus yang dideritanya.

Aku pribadi kasihan memikirkan ibunya, hidup kakak dari ibuku ini rasanya selalu penuh dengan airmata. Dia kehilangan satu persatu saudaranya, pertama suaminya, lalu anak sulungnya, sekarang anak bungsunya...tinggal satu lagi kak Mei dan semoga tidak akan ada yang buruk terjadi padanya.

   Tante sekarang sedikit putus asa, ia selalu mempertanyakan dimana letak dosa dan kesalahannya. Ia merasa tak berguna lagi hidup, mungkin hanya kak Mei yang membuat tante bisa bertahan. Ia ingin melihat cucunya yang sedang dikandung oleh istri kak Mei..sekarang kami hanya dapat berdoa agar yang terbaik diberi untuk tante sekeluarga.

andai saja memang ada kesalahan yang pernah dibuat oleh keluarga, semoga Tuhan mau mengampuni dan memberikan kebahagiaan untuk tante dimasa tuanya....Amin

Selasa, 06 Oktober 2009

Susah Tidur

Sudah beberapa malam ini penyakit insomnia tiba-tiba menjangkiti sebagian siswa prajabatan PT.PLN (persero), yah aq memang salah satuny..sebenarny mata ini sudah berat banget tetapi masih saja sadar..syndrom nerveous karena rencana keberangkatan k Bogor yang semakin dekat.
Pada tanggal 10 Okt 2009 kami akan berangkat, nggak tau y dengan yang lain tapi aq sih deg degan. Setengah senang dan nggak sabar lagi untuk ada di sana bercampur dengan rasa sedih karena harus pisah dari keluarga dan teman-teman.
Setiap hari pembicaraan pasti mengarah ke hari keberangkatan dan persiapannya, mulai dari tas, pakaian, barang-barang pribadi, packing sampai masalah jalan-jalan plus uang saku. Hanya saja aku agak jealous dengan teman yang dari unit yang lain, disana mereka dijanjikan fasilitas yang lumayan..bayangin aja, 1 laptop 1 org, wuaaaahhhh..aq juga mau. Tapi ya sudahlah, namanya rejeki ya masing-masing.

Lekat

Aku terdiam merenung dan menangis
tersiksa dalam sepi yang tak ku mengerti
segala yang kulakukan
hanya membuatku lebih rendah sekian derajat
aku berharap dan ternyata salah
untuk sekian kali aku hanya jadi yang kedua
mungkinkan aku memang penggangu
dalam kisah kasih manusia yang lain
dari kisah hatiku yang pertama
entah akan berakhir kapan
aku hanya mencari kebersamaan
yang memanjakan aku
apakah aku murahan
jika aku ingin disayang
dan kini aku kembali terluka
karena kasih yang ternyata bukan untukku..
kini aku hanya dapat merenung
dan mulai mencari
mungkin aku harus segera kembali
bersembunyi dalam benteng hati
yang ku tinggal selama ini
agar aku tak lagi terluka
aku ingin sendiri
dan entah sampai kapan

Senin, 05 Oktober 2009

Sang Gadis

   Sekali lagi Ananda hanya bisa memandangi gadis yang itu juga dari balik jendela kamar yang ditempatinya berdua dengan sahabatnya, gadis itu lewat begitu saja tanpa menoleh apalagi menyadari jika ada yang memandanginya setiap hari. Ananada tidak tahu siapa gadis itu, dari mana asalnya atau kemana tujuannya, ia juga tidak tahu siapa nama gadis itu atau keluarganya. Yang ia tahu, setiap bel jam besar diruang tamu berdentang enam kali-gadis itu akan segera lewat didepan jendela kamar entah dari mana.

   Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari gadis itu dimata Ananda, hanya saja sahabatnya sangat menyukai gadis itu. Sahabatnya akan duduk di tepi jendela lalu menunggu gadis itu lewat, begitu terus sepanjang waktu. Beberapa kali Ananda berlari ke teras jika gadis itu lewat lalu memanggilnya, namun gadis itu tak menoleh sedikitpun padanya. Ananda sering kesal pada sahabatnya, kenapa sih sahabatnya itu tidak keluar saja dan menyatakan perasaannya pada si gadis agar ia tahu. Menunggu dan hanya melihat dari balik jendela tidak akan berguna, pikir Ananda.

   Andai aku bisa menulis-pikir Ananda suatu hari, ia sering melihat sahabatnya itu menulis sesuatu di atas meja. Sayang Ananda tak dapat membaca, baginya tulisan itu tidak lebih dari coretan-coretan tanpa arti sama sekali. Yang ia tahu hanyalah sahabatnya itu selalu tersenyum jika sedang menulis. Mungkin-pikir Ananda-aku dapat mengambil salah satu surat itu dan memberikannya pada si gadis dan gadis itu juga dapat ikut tersenyum seperti sahabatku. Ananda pun mulai menyusun rencana, besok ia akan mengikuti gadis itu dan memberikan salah satu kertas yang penuh coretan itu agar sang gadis dapat ikut tersenyum seperti sahabatnya.

   Esoknya saat sahabatnya sedang mandi, Ananda mengambil sehelai kertas yang penuh coretan itu. Ia memilih kertas dengan gambar burung kesukaannya dan menunggu gadis itu di depan teras. Bel jam ruang tamu berdentang enam kali dan Ananda dapat mencium bau parfum gadis itu, benar saja tak lama kemudian gadis itu lewat. Ananda pun mengikutinya sambil berusaha agar tidak ketahuan sang gadis.

   Ternyata gadis itu tinggal tidak jauh dari rumah Ananda dan sahabatnya, Ananda pun menghampiri gadis itu di teras rumahnya. Ananda meletakkan kertas itu di hadapan sang gadis dan memanggilnya. Gadis itu tampak kebingungan, mungkin karena kertas itu sudah agak kotor dan basah. Ananda berusaha membuat gadis itu mengerti, agak lama memang tetapi berhasil. Dan benar, seperti sahabatnya, gadis itu pun tersenyum membacanya.

   Ananda mengajak gadis itu pulang, ia ingin memberi kejutan. Sahabatnya pasti senang melihat gadis itu. Syukurlah gadis itu bersedia ikut walaupun ia bahkan belum sempat masuk ke dalam rumahnya.

   Ananda dapat mendengar namanya disebut dari dalam rumah, Ananda baru ingat kalau ia lupa pamitan. Sahabatnya pasti panik mencarinya karena ia tidak pernah menghilang begitu saja. Ananda memanggil sahabatnya dan gadis itu mulai mengetuk pintu, Ananda bisa mendengar suara desir roda kursi milik sahabatnya mendekati pintu.

   "Ananda...kamu kemana saja..dasar kucing nakal..." omelan sahabatnya terhenti saat pintu terbuka, Ananda hanya melompat ke pangkuan sahabatnya dan bergelung di sana. Gadis itu tersenyum manis pada sahabatnya sambil mengulurkan tangan "Aku Amelia" katanya.

Jumat, 02 Oktober 2009

Aku Berdoa "TUHAN AKU INGIN LIBURAN"

Senin, 28 September 2009

Aku terbangun pagi ini dengan perasaan gundah, kepalaku terasa sakit dan tubuhku benar-benar lemas. Mungkin ini karena aku sedikit kelelahan setelah kemarin seharian aku duduk diatas mobil. Resiko kerja sebagai supir dadakan, aku sendiri bingung mengapa aku bersedia melakukannya.

Kemarin, hari Minggu, 27 September 2009. Hari itu seharusnya menjadi hari yang bersejarah dan membahagiakan untuk Elmira. Sahabatku itu sangat bahagia, ia yakin hari itu akan menjadi sempurna. Aku ingat senyumnya di balik cadar pengantin ketika aku membawanya ke gereja. Seharusnya semua berjalan sesuai rencana, Romi akan menunggu pengantinnya di depan altar dan berdua mereka akan menyebutkan ikrar suci pernikahan.

Mungkin aku yang paling tahu perjalanan cinta mereka berdua, suatu hubungan yang amat rumit-menurutku. Kisah kasih itu diawali dari 15 tahun yang lalu, saat itu kami masih SMP. Cinta monyet yang terus berlangsung hingga saat pernikahan mereka.

Sejak awal hubungan itu ditentang keluarga kedua belah pihak, mulai dari alasan mereka masih terlalu muda hingga alasan perjodohan yang muncul sekitar satu tahun yang lalu. Aku tidak tahu apa yang membuat temanku ini tetap bertahan. Sejujurnya aku salut pada mereka, pernah aku menyarankan agar mereka kawin lari saja lalu pergi menjauh. Namun mereka tetap berperinsip untuk mempertahankan hubungan pacaran hingga orang tua merestui. Orang bodoh yang mengagumkan pikirku.

Kadang aku kesal pada mereka, seringkali aku dijadikan tameng agar mereka bisa bertemu. tidak masalah bagiku selama aku diberitahu terlebih dahulu. Sayangnya, mereka sering lupa memberitahu aku sehingga aku harus memeras otak jika bertemu keluarga mereka sementara mereka asyik bercinta, lalu dengan senyum ceria mereka meminta maaf dan menyalahkan perasaan rindu yang tak tertahankan.

15 tahun aku menjadi tempat 'segala' untuk mereka. Ketika mereka bertengkar, akulah yang menjadi penengah. Jika rindu, aku menjadi tameng agar insan itu dapat berjumpa. Jika keluarga mereka mulai curiga, aku yang maju menenangkan mereka. Aku yang mendekati kedua keluarga itu atas nama cinta teman-temanku, aku yang melamar Elmira untuk Romi sahabatku, aku yang keliling mengurus pernikahan mereka hingga aku tak kuasa menolak saat Elmira meminta aku yang membawa mobil pengantin. Sering aku berpikir, yang bodoh itu aku atau mereka? Tetapi sungguh aku sayang mereka, biarlah yang penting mereka bahagia.

Aku sudah siap untuk berlibur setelah pernikahan itu dan seharusnya hari ini aku mulai berlibur.

Aku bahagia melihat Elmira begitu cantik dan berseri-seri, ia bahkan mengecup pipiku sebelum masuk ke mobil. Aku senang, tampaknya semua lancar. Aku rasa Tuhan mendengar doaku setahun ini, cuaca begitu cerah dan lalu-lintas tidak begitu padat. Gereja pun terlihat begitu bersih dan megah, indah dengan hiasan-hiasan berwarna putih.

Saat pintu gerja dibuka, aku bisa melihat Romi yang gagah berdiri menanti kekasihnya. Elmira dengan anggun melangkah ke altar tanpa melepas pandangannya dari Romi, sedang aku hanya berdiri di pintu dan melihat.

Awalnya berjalan begitu lancar, prosesi pernikahan itu terlaksana lalu semua itu terjadi. Sekelompok orang masuk dalam gereja dan menculik Romi begitu saja, hanya dalam hitungan menit dan mereka pun menghilang. Suasana kacau balau, ribut dan bising, namun aku tak mendengar apapun ditelingaku. Perhatianku tertuju di depan altar, sahabatku Elmira sedang terpaku. Buket bunga yang telah kurangkai khusus untuk hari ini terlepas dari genggamannya, ia tidak menangis namun terdiam bagai patung tak bernyawa.

Aku menepuk pundaknya dan membiarkan gadisku itu jatuh dalam pelukanku. Aku tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya membawanya beserta beberapa orang tua yang terkena serangan jantung ke rumah sakit terdekat. Aku menghubungi ambulans, aku mengantar orang-orang pulang, aku membatalkan katering, aku yang mengurus gedung yang telah dipesan, aku yang membuat lapoan ke polisi dan mengurus administrasi rumah sakit. Diakhir hari aku termanggu dipintu kamar dimana Elmira terbaring.

Masih dengan gaun indah rancanganku, dijarinya ada cincin pernikahan pilihanku, dan aku melihatnya terbaring bagai patung. Aku memeluk ibunya, menghibur ayahnya. Aku menenangkan ibunda Romi dan menjawab pertanyaan ayahnya. Siapa orang-orang itu, mengapa mereka menculik Romi? pertanyaan itu juga yang ingin ku jawab andai aku bisa.

Aku tertidur dikursi tunggu dan bangun pukul 04.00WIB karena itu aku mulai menulis. Aku tidak suka menulis, tetapi mungkin aku ingin kembali mengingat kejadian ini suatu saat nanti. Aku tidak mau melupakan tiap detil dari peristiwa ini, sungguh.


Selasa,29 September 2009

Perasaanku mengatakan roh Elmira ikut bersama kekasihnya. Seharian kemarin ia tidak bergerak, tidak juga tertidur, tidak pula terbangun. Hanya dadanya yang turun naik dan airmata yang terus menetes menunjukkan gadisku itu hidup. Aku tidak mengerti mengapa, namun ibunda Romi dan Elmira melarang perawat menukar gaun pengantin itu. Keduanya berpikiran jika Elmira tak ingin gaun itu dilepas, aku tak tahu mengapa tetapi aku setuju dengan mereka.

Bebarapa kali aku bolak-balik kantor polisi untuk memberi kesaksian, pernyataan, membuat BAP, mengenali foto-foto buronan walaupun berkali-kali aku katakan jika orang-orang itu menggunakan topeng. Mulutku keram mengucapkan hal yang sama terus menerus, tubuhku pegal dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap karena aku memang belum mandi dari hari minggu. Aku tidak tahu apa orang-orang itu mencium aromaku atau tidak, mereka tetap saja mencariku lalu memelukku dan meminta penghiburan seolah aku ini malaikat penolong.

Setelah makan malam kemarin aku berniat pulang sebentar, aku ingin mandi sejenak lalu kembali lagi. Salahku tidak pamit, akhirnya aku harus membatalkan niatku karena para ibu sibuk menghubungiku dan meminta aku segera kembali. Beruntung bagiku karena ayahanda Romi bersedia mengambilkan pakaian ganti untuk ku di rumah.

Ketika pria setengah baya itu kembali, wajahnya begitu sedih. Ditangan kirinya ia membawa bungkusan yang aku tahu isinya pakaianku dan di tangan kanannya sebuah pigura besar yang isinya adalah foto Romi dan Elmira yang kususun dari masa kami SMP. Hanya saja foto itu kurang satu, foto pengantin mereka.

Memang lebih muda menghibur orang yang sedang berduka dari pada menghibur orang yang menyalahkan dirinya sendiri. Dua pasang suami isteri meratap didekatku, tangan kananku merangkul ibunda Romi dan yang kiri merangkul ibunda Elmira. Aku baru terbebas saat mereka tertidur karena kelelahan, aku tidak mengatakan apapun karena aku juga tidak tahu harus mengatakan apa.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi, akhirnya ada kesempatan untukku mandi. Tubuhku terasa lebih segar setelah mandi, aku melihat empat orang tua itu tertidur lelap di sofa. Aku melihat gurat-gurat keriput dikening mereka, aku melihat mata mereka yang sembab. Aku tidak tega melihatnya.

Aku duduk disisi ranjang Elmira, menghapus sisa make up yang telah dirusak oleh airmata. Airmatanya tak kunjung berhenti, aku yakin saat ini Romi sedang terluka dan Elmira ada disana. Aku yakin Elmira tersiksa melihat Romi menderita tanpa bisa berbuat apa-apa seperti aku yang hanya bisa melihat Elmira terbaring tanpa berbuat apa-apa.

Aku tertidur sebentar dan terbangun oleh suara pintu yang dibuka. Seorang perawat masuk dan memeriksa alat-alat yang menempel di tubuh Elmira, alat yang membantu kami untuk tahu jika gadisku itu masih hidup. Aku melihat jam yang menunjukkan pukul 05.00 wib dan aku pun mulai menulis semua yang kuingat tentang hari kemarin.


Rabu, 30 September 2009

Aku mulai bertanya-tanya, apakah para penegak hukum itu benar-benar bekerja? Aku sadar jika mengurus kasus ini tidak mudah belum lagi ditambah ratusan bahkan ribuan kasus lain yang harus mereka atasi. Setengah hatiku memaklumi namun sebagian yang lain berontak, protes, bertanya-tanya dimana sahabatku. Dimana Romi, mengapa belum juga ada titik terang. Aku ingin mendesak Polisi, menggedor pintu mereka dan memaksa mereka untuk bergerak. Aku bosan mendengar alasan "Maaf, kasus ini sedang dalam penyelidikan pihak kepolisian, harap bersabar. Begitu ada kabar, kami akan segera menghubungi anda".

Tidakkah mereka mengerti perasaanku, perasaan keluarga teman-temanku, perasaan Elmira yang ku yakin sedang bersama Romi yang sedang menderita walau hanya rohnya saja? Aku terluka melihat Elmira yang terbaring bahkan tanpa menutup mata, hanya kedipan mata lemah itu yang meyakinkan aku jika ia sedang melihat, entah melihat apa. Aku bingung menghibur dan menenangkan keluarga mereka, aku lelah, begitu lelah hingga aku lupa apakah aku juga mempunyai keluarga atau tidak.

Berkali-kali aku berbisik ditelinga gadisku, "Kembalilah dahulu dan tunjukkan padaku dimana dia agar aku bisa lakukan sesuatu". Namun gadis itu tak mengabulkan permintaanku, ia memilih terus menemani suaminya yang entah dimana. Aku ingin menguncang-guncang tubuhnya, aku ingin menjerit sekuat tenaga, aku putus asa.

Sudah delapan kali aku menghubungi AKP Andika yang mengurus kasus ini dengan pertanyaan yang sama dan juga selalu dijawabnya dengan jawaban yang sama.

Aku mencarikan makanan untuk keluarga yang beberapa hari ini tak juga pulang dan tak mengijinkanku pulang, aku membersihkan wajah Elmira dan airmataku juga menetes saat tanganku menyentuh jejak airmata diwajahnya.

Tidak terhitung berapa kali aku memeluk dan mengucapkan kata-kata yang menguatkan mereka. Dokter mengatakan Elmira mengalami koma karena shock berat, tetapi yang aku yakini adalah gadisku itu sedang bersama kekasihnya.

Entah mengapa aku merasa sangat takut, tatapan mata Elmira semakin sayu dan kosong. Aku takut ia akan pergi, aku takut Romi akan pergi. Kemarin Elmira tidak menangis lagi dan hal itu diartikan sebagai pertanda baik oleh orang tuanya, aku sungguh ingin juga memiliki keyakinan itu. Hatiku terus berkata bahwa itu bukan pertanda yang baik, hatiku merasa akhir cerita ini sudah amat dekat. Bibirku ikut tersenyum gembira dan berdoa agar itu pertanda yang baik, tetapi hatiku berbisik jika aku tidak akan berjumpa lagi dengan Romi sahabatku.

Aku tertidur disamping ranjang Elmira, tertidur ditengah-tengah doaku. Aku terbangun sekitar pukul 04.15 dan segera mandi. Aku mulai terbiasa untuk mandi sekali sehari, aku tahu benar jika orang tua itu bangun maka aku tidak akan punya waktu lagi untuk diriku sendiri. Aku tidak tega melihat wajah-wajah tua yang kuyu karena lelah dan putus asa, melihat para bunda yang merapikan gaun pengantin yang masih dikenakan Elmira.

Aku kembali menulis pagi ini dan sungguh berharap akan ada kabar untuk hari walaupun aku ragu telah siap untuk mendengar berita yang buruk.

Jumat,02 Oktober 2009

Aku hampa hari ini, kemarin aku takbisa menulis. Hari Rabu sekitar jam 08.00 aku menyadari jika pandangan mata Elmira terlalu kosong untuk dibilang hidup. Saat itu jantungku terasa begitu dingin, aku sedih namun tidak bisa menangis, tidak bisa didepan orang-orang tua itu. Aku sadar, pandangan mata itu mungkin menandakan Romi telah pergi.

Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa, aku hanya bisa duduk disamping ranjang Elmira sambil menggenggam tangannya sementara handphone ku letakkan di hadapanku. Aku bisa merasakan jika Elmira juga akan pergi, aku yakin para orang tua itu juga merasakannya karena mereka hanya duduk diam di sofa dan berpelukan dengan pasangan masing-masing. Sayup-sayup ku dengar isak tangis tertahan di belakangku, airmataku juga mendesak untuk tumpah hingga mataku terasa pedih.

Perlahan tangan Elmira mulai terasa dingin, begitu perlahan hingga aku hampir tidak dapat merasakannya. Waktu terasa begitu lambat di hadapanku, dadaku sesak serasa mau pecah sementara mulutku hanya bisa berdoa untuk sahabat-sahabatku.

Sesaat kemudian aku menutup mata Elmira dengan lembut dan sekonyong-konyong tangisan pecah di belakangku. Aku tidak melakukan apapun, aku biarkan mereka saling bertangisan dengan suara yang memilukan. Naluriku mengatakan handphoneku akan segera berbunyi. Sekitar 30 menit kemudian AKP Andika menghubungiku dan mengabarkan jika jasad Romi ditemukan di pinggir jalan lintas di Pulau Sumatera.

Aku tak memikirkan apa-apa lagi, aku hanya ingin menjemput sahabatku pulang. Saat itu juga aku langsung ke bandara dan berangkat ke Palembang karena Romi dibawa kesana. Beruntung AKP Andika telah ada disana, ia yang menjelaskan padaku bagai mana kondisi jasad sahabatku. Romi ditemukan dengan pakaian lengkap, namun hanya jas pengantinnya saja yang masih utuh. Pakaiannya yang lain robek-robek akibat cambukan yang diperkirakan berujung paku. Aku yakin itulah alasan Elmira tak berhenti menangis dalam diamnya, andai aku tahu siapa dan mengapa mereka melakukan ini.

Ketika aku terbangun pagi ini, mataku langsung tertumbuk pada pigura besar yang seharusnya menjadi kado pernikahan untuk sahabatku. Namun, saat ini foto dipigura itu telah lengkap dengan foto pasangan itu menggunakan pakaian pengantin mereka sesaat sebelum peti ditutup.

Cutiku belum selesai, mungkin Tuhan benar-benar mendengar doaku. Mulai saat ini aku akan liburan dari pasangan itu untuk selamanya, tetapi sungguh aku merasa hampa.

Legenda pulau nias

Buruti Siraso (Siraso) adalah putri dari Raja Balugu Silaride Ana’a di Teteholi Ana’a. Balugu Silaride Ana’a adalah keturunan lebih dari sepuluh setelah Balugu Luo Mewöna. Siraso memiliki saudara kembar (putra) bernama Silögu Mbanua (Silögu).

Di Teteholi Ana’a, Siraso rajin mendatangi rakyat saat penaburan bibit sehingga tanaman subur dan berbuah lebat. Sedang Silögu gemar mendatangi rakyat saat panen sehingga bulir-bulir panenan banyak dan bernas.

Ketika memilih jodoh, Siraso mengidamkan suami yang mirip kembarannya, demikian pula Silögu ingin beristri seorang wanita persis Siraso. Untuk mencari jodohnya, Silögu pergi berkelana. Sementara Siraso diturunkan ayahnya ke muara sungai Oyo. Anak kembar itu dipisah agar tidak terjadi incest (kawin sumbang). Dari muara sungai Oyo, Siraso meneruskan perjalanan ke hulu, tiba di suatu dataran rendah yang kemudian bernama Hiyambanua, dan bermukim di situ.

Setelah setahun berkelana Silögu pulang. Di rantau dia tidak menemukan idamannya, di Teteholi Ana’a dia juga tidak bertemu kembarannya. Menurut ayahnya, Siraso telah meninggal dunia. Betapa gundah-gulana hati Silögu. Akhirnya, Silögu mohon diturunkan ke bumi. Silögu kebetulan diturunkan di muara sungai Oyo. Dia berjalan ke hulu sungai, dan tiba di Hiyambanua. Di sana dia bertemu seorang wanita yang mirip adik kembarnya. Sang wanita itu juga melihat Silögu mirip abang kembarnya.

Dua insan itu akhirnya kawin. Setelah menjadi pasutri (pasangan suami-istri) barulah Silögu dan wanita itu (yang ternyata adalah Siraso) mengetahui bahwa mereka saudara kembar. Apa boleh buat, Maha Sihai Si Sumber Bayu telah menjodohkan mereka.

Di bumi Nias Siraso dan Silögu tetap gemar mengunjungi para petani. Doa dan berkat mereka dibutuhkan untuk bibit dan untuk panen. Setelah mereka meninggal dunia, orang-orang membuat patung Siraso (Siraha Woriwu) dan patung Silögu (Siraha Wamasi) untuk memanggil arwah mereka pada waktu para petani turun menabur bibit dan panen. Siraso dikenal sebagai Dewi Bibit (Samaehowu Foriwu), Silögu dikenal sebagai Dewa Panen (Samaehowu Famasi).

Pada waktu mulai menabur bibit, masing-masing petani membawa bibit tanaman, diserahkan kepada ere (ulama agama suku) agar bibit tersebut diberkati oleh Dewi Bibit. Upacara pemberkatan ini mengorbankan babi. Ere memimpin doa pemujaan Siraha Woriwu. Syair hoho Memuja Dewi Bibit (Fanumbo Siraha Woriwu) diawali:

He le Siraso samo’ölö, he le Siraso samowua;
soga möi moriwu tanömö, möiga mangayaigö töwua;
mabe’zi sarasara likhe, matanö zi sambuasambua.

(Hai Siraso Sumber hasil, hai Siraso sumber buah.
Kami tiba, menyemai bibit, kami tiba menyemai tampang.
Kami semai tunggal berlidi, kami semai biji satuan.)

Setelah itu syair hoho berisi harapan agar bibit tanaman:
diberi akar menembus bumi, diberi batang naik mengatas
mayangnya dimatangkan oleh terik, buahnya dimatangkan oleh panas
terlindung dari serangan: tikus, walang sangit, celeng, monyet, hama, pipit
tidak diganggu arwah orang mati dan tidak dihanyutkan banjir

Selain harapan, syair hoho juga berisi janji (ikrar) yang harus ditepati:

Mabé wabaliŵa mbalaki, mabé wabaliŵa zemoa;
sumange woriwu tanömö, sumange woriwu töwua.
Andrö faehowu ya mo’ölö, andrö faehowu ya mowua.

(Akan kami bayar emas murni, dan kami membayar emas perada.
Persembahan bagi Dewi Bibit, persembahan bagi Dewi tampang.
Berkatilah agar ganda hasil, berkatilah agar berganda buah.)

Tidak dijelaskan bagaimana janji tersebut dilaksanakan, namun dalam pemujaan Dewa Panen disebutkan bahwa sebagian hasil panen harus dibagikan kepada: kaum miskin atau melarat, janda, anak yatim, dan anak yatim-piatu. Bila dilanggar akan membuat dewa marah dan merusak hasil pertanian.

Demikianlah cerita Dewi Bibit (dan Dewa Panen) dalam buku Ama Rozaman. Kisah Siraso dan Silögu ini pada zamannya merupakan mite. Para ahli menyebutnya mitos teogonis (mite terjadinya dewa-dewi), dianggap benar-benar terjadi, dianggap suci (sakral), dan diwariskan turun-temurun dalam kehidupan masyarakat Nias tempo doeloe


sumber: http://niasonline.net/2007/11/28/mite-siraso-dewi-bibit/comment-page-1/

dokter2 yg menangani penyakit LUPUS

dr Nanang

RS Agung

Alamat Jl . Sultan Agung No. 67 Jakarta - Selatan
Lokasi Jakarta Selatan
Telpon 021-8295971, 021-8312790, 021-8292237

Fax 021-8305769


Sekretariat Yayasan Lupus Indonesia (YLI) -

Jl. Tanah Mas II/H. no. 87, Jakarta Timur 13210

Telpon : (021) 47868336 - HP : 0818145211 - Faks. (021) 47868336 -

e-mail : yli_indo@yahoo.com



KESEHATAN: LUPUS ERYTHEMATOSUS

LUPUS ERYTHEMATOSUS (GIGITAN SRIGALA).
Otoimunitas: sistem imun yang memproduksi antibodies yang merusak sel-sel tubuh.

Dirangkum oleh W. Purwinto*


Lupus adalah kata dalam bahasa Latin yang berarti srigala. Erythematosus adalah kata
dalam bahasa Greek yang berarti merah. Ada dua versi tentang lahirnya istilah LE
tersebut yaitu, versi tahun 1828 dan 1851. Entah sejarah mana yang benar. Namun kedua
versi tersebut sama-sama menyebut istilah Lupus Erythematosus (LE) sebagai tanda
terjangkitnya penyakit otoimunitas yang mirip gigitan srigala di sekitar hidung dan
pipi si penderita.

Dalam dunia medis di Amerika Serikat, penyakit lupus ini digolongkan sebagai penyakit
rematik. Penyakit rematik tidak terbatas pada artritis. Beberapa diantaranya
melibatkan sejumlah tissue dan organ tubuh tetapi dapat menyebabkan artritis pada
tingkat yang lebih rendah. Permasalahan utama dalam perawatan terhadap
penyakit-penyakit ini tidak berkaitan dengan inflamasi (peradangan) pada persendian
dan melemahnya gerak dan kekuatan akibat dari artritis, namun pada isu-isu yang lain
yang diakibatkan oleh penyakit tersebut.

Usaha perawatan bagi penderita lupus adalah suatu tantangan yang melibatkan semua
sumberdaya, pengetahuan, dan kekuatan dari suatu tim medis. Karena sulitnya
meramalkan, amat individualnya, dan seringkali adanya gejala perubahan dari penyakit
tersebut, ditambah dengan keruwetan akan kebutuhan setiap pasien, adalah tidak
mungkin meramalkan penyembuhan terhadap pasien tertentu berdasarkan hasil penyembuhan
dari pasien lainnya. Mendengarkan secara seksama terhadap apa yang menjadi perhatian
seseorang; suatu pendekatan multidisiplin berdasarkan kerjasama; dan rencana perawatan
yang fleksibel akan memberikan konsistensi, perawatan yang menunjang dan kesungguhan
terhadap pemenuhan kebutuhan-kebutuhan si pasien.

Dalam dunia medis, lupus ini dibagi menjadi tiga kelompok: Discoid LE (DLE), Systemic
LE (SLE), dan Drug-induced SLE.
DLE ditandai oleh adanya ruam kulit saja. Di A.S. gejala ini nampak pada 20% dari
penderita SLE. Luka-luka atau jejas yang diderita bersifat setengah-setengah atau tak
sempurna dan kering, serta berplakat kulit yang tajam yang bisa berparut atau menjadi
bopeng. Luka-luka ini biasanya nampak pada wajah atau bagian tubuh lainnya yang
langsung terkena sinar matahari. Biopsi terhadap luka atau jejas biasanya dapat
memastikan diagnosis. Obat luar dan luka dalam yang disebut corticosteroid adalah
umumnya efektif bagi luka-luka lokal; obat-obat anti-malaria mungkin dibutuhkan untuk
luka-luka yang berkembang. Perkembangan dari DLE ke SLE adalah sangat jarang.

SLE yang seringkali disebut sebagai lupus saja yaitu, suatu ketidak teraturan
multisistem dan peradangan pada sistem kekebalan dalam tubuh yang bersifat kronis.
Atau juga bisa disebut sebagai penyakit peradangan kronis pada persendian. Dalam SLE,
tubuh mengembangkan antibodies yang bereaksi melawan tissue normalnya sendiri.
Response yang abnormal ini menyebabkan banyak manifestasi dari SLE dan bisa menjadi
amat merusak jaringan tubuh. Keadaannya adalah tidak dapat diprediksi dan bersifat
individual; tak ada dua penderita penyakit ini yang mirip satu sama lain.

Lupus ini tidak menular, mengandung infeksi atau membahayakan orang lain. Ini biasanya
berkembang pada para wanita muda pada masa subur, tetapi juga banyak pria dan
anak-anak yang menderita lupus. Di A.S. terdapat paling sedikit 500,000 penderita
lupus yang mana jumlah penderita lupus dari keturunan Afrika dan Hispanik memiliki
frekuensi tinggi dibanding jumlah para penderita berketurunan Kaukasian. Diantaranya,
sekitar 90% penderita lupus adalah wanita. SLE juga lebih sering nampak pada hubungan
keluarga derajat pertama daripada yang terjadi pada populasi yang umum, yang
menunjukkan adanya komponen turun-temurun yang kuat. Sekalipun demikian, pada umumnya
kasus-kasus SLE ini muncul secara sporadis, ini menunjukkan bahwa faktor-faktor
keturunan dan lingkungan sama-sama berperan dalam perkembangan penyakit ini.

Lupus mengakibatkan berbagai ragam penderitaan, dari kasus-kasus yang ringan yang
membutuhkan intervensi minimal, hingga yang berakibat fatal pada organ-orang tubuh
yang vital seperti paru-paru, jantung, ginjal dan otak. Penyakit ini ditandai oleh
tindakan atau sikap yang menggejolak atau membara dan diselingi oleh saat-saat yang
membaik atau semacam pengampunan. Gejolak atau keadaan semakin memburuk ini adalah
akibat meningkatnya proses penyakit tersebut yang nampak dari peningkatan manifestasi
fisik dan/atau nilai-nilai test laboratorium yang abnormal. Masa-masa penyembuhan bisa
memakan waktu mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. Penyakit ini kadangkala
cenderung mereda. Beberapa pasien tak pernah mengalami komplikasi yang berat, dan
nampak semakin membaik bagi pasien yang justru mengalami manifestasi-manifestasi yang
keras atau berat.

Drug-induced SLE berkembang setelah menggunakan obat-obat tertentu dan memiliki
gejala-gejala (symptoms) yang mirip dengan penderita SLE. Karakteristik dari sindrom
ini adalah peradangan pleuropericardial, demam, ruam, dan artritis.
Perubahan-perubahan serolojik juga muncul. Tanda-tanda klinikal dan serolojik biasanya
reda secara bertahap setelah obat-obatan yang mengganggu dihentikan. Dalam jenis SLE
ini terdapat berbagai ragam obat-obatan yang terlibat.

Obat-obatan yang terlibat sebagai aktivator dari SLE.
Obat-obatan yang terbukti hubungannya: chlorpromazine, hydralazine, isoniazid,
methyldopa, dan procainamide
Obat-obatan yang mungkin punya hubungan: beta blockers (acebutolol, atenolol,
metoprotolol, oxprenolol, pindolol, practolol, dan propranolol), captopril,
carbamazine, cimetidine, diphenylhydantoin (phenytoin), ethosuximide, methimazole,
penicillamine, phenazine, dan quinidine.

Gejala-gejala dari SLE.
Gejala-gejala awal dari SLE biasanya tidak jelas, tidak spesifik, dan mudah dikacaukan
dengan ketidak-teraturan fungsional dan patolojikal yang lain. Gejala-gejalanya bisa
bersifat sementara atau berkelanjutan, dan gejala-gejala individual seringkali muncul
tersendiri dari yang lainnya. Seorang pasien bisa punya gejala-gejala yang keras
dengan sedikit hasil dari tes laboratorium yang abnormal, dan bisa sebaliknya.
Rentangan gejala-gejala klinikal bisa tampak pada para pasien yang menderita lupus
berkelamaan. Gejala-gejala SLE terdiri dari arthralgia, arthritis, demam di atas
100"F, ruam dan gatal pada kulit, anemia, kerusakan ginjal, pleurisy, muka yang ruam,
photosensitivitas (sensitif pada sinar matahari atau lampu terang), alopecia (rambut
rontok), gejala Raynaud, serangan mendadak, dan bisul atau borok pada hidung dan mulut.

Mendiagnosis SLE.
Serangan lupus bisa bersifat akut, mirip proses infeksi, atau mungkin suatu
perkembangan dari gejala-gejala yang tidak jelas selama beberapa tahun. Oleh karena
itu, mendiagnosis SLE adalah seringkali menjadi suatu tantangan. Suatu pengujian
medis yang menyeluruh dan konsisten oleh seorang ahli yang paham terhadap lupus adalah
esensial untuk bisa menyelidiki secara akurat. Penyelidikan ini harus terdiri dari
penelitian sejarah kesehatan ybs secara lengkap, ujian fisik, tes laboratorium, dan
observasi secara berkala. Dokter, jururawat dan petugas kesehatan lainnya yang
berusaha merawat si pasien harus berpikir dan bersikap terbuka atas adanya variasi
dari gejala-gejala dan gejala-gejala lainnya yang nampak tak ada hubungannya yang
dialami oleh si pasien. Misalnya, sejarah kesehatan yang rinci bisa menunjukkan bahwa
akibat panas matahari, penggunaan obat tertentu, penyakit akibat virus, tekanan jiwa,
atau gejala-gejala gangguan pada kehamilan, bisa memberikan tanda diagnostik yang
vital.

Tak cukup satu tes laboratorium yang bisa secara tegas menyimpulkan adanya penyakit
SLE atau tidak. Penyelidikan ini termasuk penghitungan darah secara lengkap (complete
blood count), panel-panel penelitian terhadap hati dan ginjal, tes laboratorium untuk
otoantibodi yang khusus (misalnya, antinuclear antibodies (ANA)), tes syphilis (VDRL),
urinalysis, kimia darah, dan ukuran sedimentasi erythrocyte (ESR). Abnormalitas dari
hasil-hasil tes ini akan mengarahkan pada evaluasi lebih lanjut. Tingginya serangan
atau balasan anti-nDNA antibodi atau anti-Sm antibodi adalah tanda-tanda penting dari
adanya lupus. Keaneka-ragaman tes laboratorium, x-ray, dan alat-alat pendiagnostik
lainnya digunakan untuk mengetahui kondisi-kondisi patolojik lainnya dan menentukan
keterlibatan organ-organ tertentu.

The American College of Rheumatology (ACR), suatu organisasi dari para dokter dan
profesional kesehatan yang berspesialisasi dalam artritis dan penyakit-penyakit yang
ada hubungannya dengan tulang, persendian, dan otot-otot, telah mengembangkan dan
menyaring suatu set kriteria diagnostik. Jika paling sedikit ada 4 dari 11 kriteria
yang berkembang pada saat yang sama atau secara individual selama waktu observasi
tertentu, maka si pasien dianggap menderita SLE. Namun demikian, suatu diagnosis
terhadap SLE dapat dilakukan pada seorang pasien yang memiliki lebih sedikit dari 4
gejala-gejala tersebut. Kriteria ini terdiri dari: ruam malar, ruam discoid,
photosensitivitas, bisul atau borok di bagian mulut, artritis, serositis (pleuritis
atau pericarditis), ketidak-teraturan renal/kelenjar ginjal (persistent proteinuria
atau cellular casts), ketidak-teraturan neurolojikal (sizures/serangan mendadak atau
psychosis), ketidak-teraturan hematolojik (anemia, leukopenia atau lymphopenia pada
dua saat atau lebih, thrombocytopenia), ketidak-teraturan immunolojik (positive LE
cell preparation, abnormal anti-DNA atau anti-Sm values, tes false-positive VDRL
syphilis), dan abnormal ANA titer.

Perawatan bagi penderita lupus.
Pengobatannya amat beraneka ragam sesuai dengan keadaan penyakitnya. Sekalipun TIDAK
ADA PENYEMBUHAN YANG PASTI terhadap lupus dan amat sulitnya prediksi guna menentukan
pengobatan/penyembuhan yang efektif bagi penderita lupus tertentu, ada konsensus atas
beberapa cara penyembuhan. Misalnya: si pasien harus dalam keadaan istirahat fisik dan
emosi, tak boleh terkena sinar matahari atau sinar lampu yang terang, diet yang sehat
dan nutrisi yang baik, infeksi harus disembuhkan dengan segera, menghindari alergi
yang memperburuk keadaan. Jika harus ada pembedahan, maka ini harus ditunda hingga
lupusnya mereda. Perawatan symptomatik di rumah sakit diperlukan untuk pengobatan dan
pengawasan kesehatan yang seksama, kecuali untuk prosedur yang ringan. Para wanita
yang menderita SLE seringkali mengalami keguguran dan melahirkan secara prematur
dibanding wanita sehat lainnya. Untuk ini diperlukan pertolongan dari dokter ahli
kandungan (obgyn) yang paham lupus. Pendidikan keluarga dan pasien tentang medikasi
dan efek sampingannya amat penting. Beberapa pasien tidak dipersyaratkan untuk
medikasi. Medikasi berguna untuk mengontrol gejala-gejala dan manifestasi-manifestasi
tertentu. Aspek-aspek psikososial perlu diperhatikan. Biasanya faktor emosional yang
berhubungan dengan penyakit kronis akan menyebabkan kelelahan dan kesedihan. Ini
membuat si pasien merasa terisolasi dari keluarga dan teman-temannya. Pasien yang
menderita lupus seringkali sedih, tertekan dan marah sebagai reaksi terhadap
penyakitnya. Perlu disediakan petugas sosial, sukarelawan, ahli psikologi untuk
membantu keluarga maupun si pasien agar bisa memahami dan menenangkan atau menyabarkan
diri dalam mengatasi penderitaan tersebut. Informasi tentang penyakit lupus dan
pengalaman mengatasi penderitaannya dari berbagai penderita lainnya, penerbit atau
organisasi seperti the Visiting Nurses Association (VNA), the Lupus Foundation of
America (LFA), dan the Arthritis Foundation (AF) perlu disediakan untuk menambah
pengetahun si pasien, keluarganya dan siapa pun yang terlibat dalam perawatannya.
Toleransi si pasien terhadap kegiatan fisiknya dan kebutuhan untuk mengontrol apa yang
ia bisa lakukan perlu dihormati. Si pasien perlu dilibatkan dalam pengembangan rencana
perawatan dan jadwal kegiatan harian. Cara terbaik untuk mengobati lupus adalah
mendengarkan kata-kata si pasien, sekalipun ia telah didiagnosis hari ini atau
beberapa tahun yang lalu. Kerjasama kelompok antara para ahli, juru-rawat, petugas
lainnya dan keluarga adalah amat penting untuk mengurangi penderitaan si pasien.


*Catatan:
Tulisan ini merupakan hasil penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh W. Purwinto,
seorang peneliti dan anggota pengurus Phi Beta Delta (Honor Society for International
Scholars), Alpha Sigma Chapter, Syracuse, New York. Tulisan ini didedikasikan kepada
si jelita almarhumah Archie (11 tahun) yang telah wafat pada hari Kamis 8 November
2001 di Jember, Indonesia, akibat menderita SLE.

Sumber kepustakaan:

(1) Brewer Jr., M.D., Earl J. and Kathy Cochran Angel. The Arthritis Sourcebook. NTC
Contemporary Publishing Group: 1998.

(2) Tan E. "The 1982 required criteria for the classification of systemic lupus
erythematosus." In: Arthritis and Rheumatism. American College of Rheumatology: 1982.
Used with permission of Lippincott-Raven Publishers.

(3) The Bulletin on the Rheumatic Diseases. 1991. Used by permission of the Arthritis
Foundation of America.

(4) The National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease of The
National Institutes of Health. Lupus Erythematosus. Last revised, January 26, 1999.

(5) Well-Connected Report: Systemic Lupus Erythematosus. Nidus Information Services,
Inc.: 1999

Lupus 1


LUPUS




ruam pada wajah anjing lupus ruam pada kulit




Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap

sehat. Namun, apa jadinya jika kekebalan tubuh justru menyerang organ

tubuh yang sehat. Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi

yang berlebih.

Penyakit ini tergolong misterius. Para dokter kadang bingung mendiagnosis

penyakit ini. Namanya sedikit unik, LUPUS.

Lupus dalam bahasa Latin berarti "anjing hutan". Istilah ini mulai dikenal

sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai

kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi .
Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah

berkepanjangan , rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul

sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat

menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.

Gejala-gejala penyakit dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik

(LES) alias Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan. sedangkan sistemik

bermakna menyebar luas keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES

atau Lupus.



Masih awam



Jumlah penderita Lupus ini tidak terlalu banyak. Menurut data pustaka, di

Amerika Serikat ditemukan 14,6 sampai 50,8 per 100.000. Di Indonesia

bisa dijumpai sekitar 50.000 penderitanya.

Sedangkan di RS Ciptomangunkusumo Jakarta, dari 71 kasus yang

ditangani sejak awal 1991 sampai akhir 1996 , 1 dari 23 penderitanya

adalah laki-laki.

Penyakit Lupus masih sangat awam bagi masyarakat.



Setelah diteliti penyebab Lupus karena faktor keturunan dan lingkungan.

Penyakit ini justru diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun.

Namun begitu, ada juga pria yang mengalaminya. Ahli menduga penyakit

ini berhubungan dengan hormon estrogen.



Karena Lupus menyerang wanita subur, kerap menimbulkan berbagai aspek

kesehatan. Misalnya hubungan dengan kehamilan yang menyebabkan

abortus, gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir.



Namun, hal ini bisa saja terjadi sebaliknya. Artinya, justru kehamilan bisa

memperburuk gejala Lupus. Sering dijumpai gejala Lupus muncul sewaktu

hamil atau setelah melahirkan.



Otoimun



Lupus merupakan penyakit yang menyerang perubahan sistem kekebalan

perorangan, yang sampai kini belum diketahui penyebabnya. Penyakit ini

muncul akibat kelainan fungsi sistem kekebalan tubuh.



Dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber

penyakit yang akan masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi

yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan.
Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat.

Kelainan ini disebut autoimunitas .

Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua

cara yaitu :.

Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh,

seperti pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur.

Inilah yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau

anemia.



Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pemben

tukan antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan

antibodi dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pem

buluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan.

Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang

(fagosit) Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat

dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil

mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks.

Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak

organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat

sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang

fungsi organ tubuh akan terganggu.

Umumnya penderita Lupus mengalami gejala seperti. kulit yang mudah

gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.

Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang

berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada

masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.


Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip

kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai

cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang

bersisik.

Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang

dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.

Untuk sembuh total dari penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus

pada pengobatan yang sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah

meluasnya penyakit dan tidak menyerang organ vital tubuh.



Berbagai sumber

lagu yang menggambarkan kondisi kebanyakan remaja masa kini....

Saykoji – Online


Reff:

siang malam ku selalu

menatap layar terpaku

untuk on line on line

on line on line


Verse 1:

tidur telat bangun pagi pagi

nyalain komputer online lagi

bukan mau ngetik kerjaan

e-mail tugas diserahkan


tapi malah buka facebook

padahal face masih ngantuk

beler kayak orang mabuk

pala naik turun ngangguk-ngangguk


sambil ngedownload empitri

colok i pod usb kiri

ngecekin postingan forum

apa ada balesannye? belum


biar belum sikat gigi belum mandi

tapi kalo belum on line paling anti

liat friendster myspace, youtube

me and him, everybody you too


siang malam ku selalu

menatap layar terpaku

untuk on line on line

on line on line

jari dan keyboard beradu

pasang earphone dengar lagu

aku on line online

on line on line


Verse 2:

nah udah mandi siap berangkat

langsung cabut takut terlambat

tak lupa flash disk gantung di leher

malah lupa sepatu jadi nyeker


flashdisk isinya bokep atau lagu

kalau ada kerjaanpun gue ragu

kalo emang berani coba pada ngaku

cek isi foldernya satu satu


di kantor online pakai proxy

walau diblok server bisa dilolosi

namanya udah ketagihan internet

produktifitaspun kepepet


jam kerja malah chatting ym

ngobrol online sama ehehem

atasan lewat langsung klik data

pura pura kerja di depan mata


siang malam ku selalu

menatap layar terpaku

untuk on line on line

on line on line

jari dan keyboard beradu

pasang earphone dengar lagu

aku on line online

on line on line


bridge:

makan siangpun aku cari sinyal wifi

mengapa ku kecanduan oh why why

kadang terasa bagai tak berdaya

ingin ku berubah.. eh ada e-mail dah dulu ya


Verse 3:

cek e-mail spam semua

email benerannya cuma dua

yang satu email lama

yang satu forwardan yang sama


ngarep komentar buka friendster

loading, gue tinggal beser

pas balik ngecek komputer kok lagi maintenance server


ya udah download lagu

bajakan gratis gak pake ragu

saykoji satu album

setengah jam bisa rampung


sore sore bosen hambar

ide nakal cari cari gambar

download video dengan sabar

ketahuan pacar digampar


siang malam ku selalu

menatap layar terpaku

untuk on line on line

on line on line

jari dan keyboard beradu

pasang earphone dengar lagu

aku on line online

on line on line



Lirik lagu Saykoji – Online ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Saykoji – Online.

Lagu yang mengingatkan sama seseorang yang pernah kucintai

Sahara – Kau Bukan Untukku


terungkap sudah semua

rahasia dalam dirimu

kini ku tahu 

hatimu bukan untukku


percuma saja kita

bicara tentang cinta

bila dirimu 

selalu berpaling dari diriku


* salahkah aku bila

lepaskan semua rasa

karna ku tahu 

cinta sejatimu bukan untukku


** rasa-rasa cinta yang dulu aku punya

kini hilang terkikis oleh semua luka


reff:

biarkan aku pergi

bersama malam  yang gelap dan dingin

rasakan sakit hati

yang harus aku lalui


biarkanlah saja aku

lupakan dirimu oh cintaku

oh kekasihku

salah bila aku harus bertahan


*** usai sudah semua

cerita antara kita

kau bukan untukku


repeat *, **

repeat reff [2x]

repeat ***



Lirik lagu Sahara – Kau Bukan Untukku ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Sahara – Kau Bukan Untukku.